SLB B YPLB Majalengka, Tingkatkan Keterampilan Vokasi dan Peluang Usaha bagi Siswa Difabel

- 06 Januari 2025 15:17
Kepala SLB B YPLB Majalengka, Sri Aminah (Foto : Jilly Ortega, Pustakawarta/Sumber Liputan)
MAJALENGKA, PUSTAKAWARTA.COM - Sekolah Luar Biasa (SLB) B YPLB Majalengka terus berinovasi dalam memberikan pendidikan yang berbasis keterampilan praktis kepada siswa difabel.
Dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas hidup siswa difabel, sekolah ini meluncurkan program vokasi yang mencakup berbagai bidang keterampilan yang diharapkan dapat membuka peluang kerja dan usaha mandiri.
Beberapa bidang yang diprogramkan antara lain tata boga, menjahit, tata rias, bengkel, dan berbagai keterampilan lainnya yang sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Program vokasi ini tidak hanya bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan yang dapat langsung diaplikasikan di dunia kerja, tetapi juga untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa difabel.
Dengan keterampilan yang dimiliki, para siswa diharapkan dapat menciptakan peluang usaha mereka sendiri dan mengurangi ketergantungan pada pihak lain.
Sri Aminah, Kepala Sekolah SLB B YPLB Majalengka, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program vokasi ini adalah untuk memberi siswa difabel kesempatan untuk bekerja di berbagai industri atau bahkan memulai usaha mereka sendiri.
"Kami ingin siswa difabel kami tidak hanya terampil dalam satu bidang, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bekerja di banyak sektor industri, dan setelah nya bisa memiliki bekal untuk membuka perusahaan sendiri secara mandiri," ujar Sri Aminah kepada Pustakawarta.
Untuk mencapai tujuan tersebut, SLB B YPLB Majalengka terus berupaya memperluas jangkauan kerja sama dengan berbagai pihak. Sri Aminah mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah sektor industri serta Dinas Ketenagakerjaan untuk membantu menyalurkan lulusan SLB ke dunia kerja.
Melalui kemitraan ini, diharapkan lulusan SLB B YPLB Majalengka dapat memperoleh peluang kerja yang lebih luas setelah menyelesaikan pendidikan mereka.
"Kerja sama kami dengan berbagai industri dan Dinas termasuk Ketenagakerjaan merupakan langkah strategis agar siswa kami bisa mendapatkan akses langsung ke dunia kerja. Kami ingin memastikan bahwa keterampilan yang mereka pelajari di sini benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri dan dapat membuka peluang kerja yang luas," tambah Sri Aminah.
Tantangan Akses Pendidikan Tinggi
Meskipun program vokasi di SLB B YPLB Majalengka sudah berjalan dengan baik, tantangan tetaplah ada salah satunya yakni terbatasnya akses pendidikan tinggi yang ramah difabel.
Banyak siswa difabel yang setelah lulus dari SLB merasa kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi karena harus pergi ke luar kota. Hal ini tentu menjadi kendala besar, mengingat tidak semua siswa difabel mampu untuk berpindah tempat atau mendapatkan dukungan yang memadai di luar daerah.
Sri Aminah berharap ke depannya Majalengka dapat memiliki perguruan tinggi khusus untuk difabel. Menurutnya, hal ini akan sangat membantu memperkuat inklusivitas pendidikan di Majalengka dan memastikan bahwa kaum difabel mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang secara akademis maupun profesional.
"Saya ingin mudah mudahan pemerintah bisa memfasilitasi untuk ada perguruan tinggi khusus disabilitas. Karena Kendala sekarang adalah anak anak kami ketika ingin melanjutkan perguruan tinggi itu keluar kota seperti bandung dan jogja" ungkapnya.
Sri Aminah juga menambahkan bahwa sebuah perguruan tinggi khusus disabilitas akan sangat mendukung pemberdayaan kaum difabel, karena akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi mereka untuk belajar, berkembang, dan berkompetisi dengan siswa lainnya.
"Pendidikan adalah kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup. Jika Majalengka memiliki perguruan tinggi khusus untuk difabel, maka para siswa difabel akan mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk berkembang dan bersaing di dunia kerja maupun dunia usaha," tutup Sri Aminah.
Peluang Kerja dan Kewirausahaan bagi Siswa Difabel
Melalui program vokasi ini, SLB B YPLB Majalengka tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga mengajarkan siswa difabel tentang pentingnya kewirausahaan.
Hal ini bertujuan untuk membuka peluang usaha mandiri bagi siswa setelah mereka lulus, sehingga mereka tidak hanya menunggu kesempatan kerja, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja bagi diri mereka sendiri dan orang lain.
Program vokasi yang diterapkan di SLB B YPLB Majalengka dirancang untuk memberikan siswa difabel keahlian praktis yang sangat dibutuhkan oleh pasar kerja, sekaligus memperkenalkan mereka pada dunia kewirausahaan.
Dengan pembekalan keterampilan praktis, siswa tidak hanya siap untuk bekerja di berbagai industri, tetapi juga diberdayakan untuk memulai usaha mereka sendiri.
"Setelah lulus, kami ingin siswa kami bisa berwirausaha, baik itu membuka usaha dalam bidang tata boga, menjahit, atau bidang keterampilan lain yang mereka minati. Kami berusaha menciptakan peluang kerja, baik melalui industri yang sudah bekerja sama dengan kami maupun melalui usaha mandiri," tambah Sri Aminah.
Dengan adanya dukungan dari berbagai sektor, baik industri maupun pemerintah, diharapkan siswa SLB B YPLB Majalengka dapat semakin mandiri dan berdaya saing tinggi, baik di dunia kerja maupun dalam dunia kewirausahaan.
Program ini juga menjadi langkah konkret dalam mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif, di mana kaum difabel memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.
Secara keseluruhan, SLB B YPLB Majalengka menunjukkan komitmennya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa difabel, tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga keterampilan praktis yang sangat berguna untuk kehidupan mereka di masa depan.(*)
Bagikan Berita
Untuk Menambahkan Ulasan Berita, Anda Harus Login Terlebih Dahulu